Wednesday, January 30, 2013

EVERYONE HAS

Everyone has a secret they haven’t shared. Everyone has a past no one’s heard about. Everyone has talents that people don’t notice. Everyone has weaknesses hidden inside. Everyone has a story left untold, so never start judging someone thinking you know them back to front. Because the truth is, you probably don’t.

La Tahzan!


Jangan bersedih!
Kenapa bersedih dilarang? Apakah kita benar-benar tidak boleh menangis padahal kita benar-benar ingin menangis karena kesedihan? Apakah dengan melarang diri sendiri untuk tidak bersedih membuat kita tidak melupakan kodrat manusia yang pasti bersedih?
Ada dua jenis kesedihan yang biasa menghinggapi diri manusia. Pertama kesedihan karena rasa putus asaan, ketidakmampuan mengatasi masalah, dan penyesalan terhadap masa lalu. Apabila kita bersedih karena semua ini, maka kesedihan kita dipenuhi penyesalan yang pilu. Kita akan terpukul mundur dan lumpuh, tak bisa melakukan apa pun. Kedua, kesedihan yang disebabkan oleh kehilangan dan cinta. Ketika kita menyadari sesuatu yang hilang, kita dapat bersedih dan melalui cara ini kita akan memahami pentingnya apa yang telah hilang. Nah, kesedihan jenis yang kedua dapat dilakukan, sedang kesedihan jenis pertama tak dapat dilakukan. Kesedihan yang membuat kita kehilangan semangat hidup dilarang Allah, tapi kesedihan yang membakar semangat hidup justru diperintahkan Allah.
Berduka, bersedih, dan menangis merupakan emosi yang alami. Semua itu bisa muncul dengan mudah dan tiba-tiba, terutama apabila kita terhalang oleh larangan-larangan dan harapan. Bersedih (jenis kedua) adalah katarsis dan penghiburan yang baik dan merupakan salah satu cara mempertahankan diri agar tetap tenang. Menangislah bila itu bisa membuat batin kita bisa tenang.
Setelah kita menangisi dan berduka akan kehilangan fungsi fisik, syukurilah fungsi dan sisa hidup yang masih kita miliki. Setelah kita berduka akan kehilangan yang kita cintai, syukurilah peristiwa yang telah dilalui secara baik.
Bersedih dapat muncul bila kita terlalu mengasihi diri sendiri secara berlebihan. Lebih tepatnya ketika kita tidak menerima apa yang sedang dialami. Ketika kita mengalami sesuatu yang tidak kita harapkan, ada muncul pertanyaan-pertanyaan seperti ini, “Mengapa harus aku? Mengapa Tuhan membiarkan hal ini terjadi?” Jika saat itu kita terus-menerus membayangkan apa jadinya pada hari berikutnya, juga membayangkan bahwa seluruh hidup akan habis dan tanpa kesenangan, saat itu kesedihan kana datang secara tak tertahankan.
Apabila sudah berduka seperti itu, teruskan saja sampai seluruh ganjalan di hati keluar secara baik. Kesedihan dan menangis kadang-kadang bisa berarti penghormatan terhadap situasi hati kita yang susah lepas dari yang telah hilang. Namun, ingatlah, bersedih tidak akan menyelesaikan persoalan yang kita ratapi. Setelah bersedih, beerterimakasihlah terhadap semua yang telah kita terima, hidup yang sudah sekian lama, orang-orang terdekat, serta sejumlah prestasi yang sudah diraih.
Sumber -> La Tahzan for Teens

Adele-Chasing Pavements


I've made up my mind,Don't need to think it overIf I'm wrong, I am rightDon't need to look no further,This ain't lustI know this is loveBut, if I tell the worldI'll never say enough'cause it was not said to youAnd that's exactly what I need to doIf I end up with you
Should I give up,Or should I just keep chasin' pavements?Even if it leads nowhereOr would it be a wasteEven if I knew my placeShould I leave it thereShould I give up,Or should I just keep chasin' pavementsEven if it leads nowhere
I build myself upAnd fly around in circlesWaitin' as my heart dropsAnd my back begins to tingleFinally, could this be it
Or should I give upOr should I just keep chasin' pavementsEven if it leads nowhereOr would it be a wasteEven if I knew my placeShould I leave it there
Should I give upOr should I just keep chasin' pavementsEven if it leads nowhereOr would it be a wasteEven if I knew my place should I leave it thereShould I give upOr should I just keep on chasin' pavementsShould I just keep no chasin' pavements

Surat Cinta

Kepada kamu,
Dengan penuh kebencian.

Aku benci jatuh cinta.
Aku benci merasa senang bertemu lagi dengan kamu, tersenyum malu-malu, dan menebak-nebak, selalu menebak-nebak. Aku benci deg-degan menunggu kamu online. Dan di saat kamu muncul, aku akan tiduran tengkurap, bantal di bawah dagu, lalu berpikir, tersenyum, dan berusaha mencari kalimat-kalimat lucu agar kamu, di seberang sana, bisa tertawa. Karena, kata orang, cara mudah membuat orang suka denganmu adalah dengan membuatnya tertawa. Mudah-mudahan itu benar.

Aku benci terkejut melihat SMS kamu nongol di inbox-ku ,
dan aku benci kenapa aku harus memakan waktu begitu lama untuk membalasnya, menghapusnya, memikirkan kata demi kata. Aku benci ketika jatuh cinta, semua detail yang aku ucapkan, katakan, kirimkan, tuliskan ke kamu menjadi penting, seolah-olah harus tanpa cacat, atau aku bisa jadi kehilangan kamu. Aku benci harus berada dalam posisi seperti itu. Tapi, aku tidak bisa menawar, ya?

Aku benci harus menerjemahkan isyarat-isyarat kamu itu. Apakah pertanyaan kamu itu sekadar pancingan atau retorika atau pertanyaan biasa yang aku salah artikan dengan penuh percaya diri? Apakah kepalamu yang kamu senderkan di bahuku kemarin hanya gesture biasa, atau ada maksud lain, atau aku yang-sekali lagi salah mengartikan dengan penuh percaya diri?

Aku benci harus memikirkan kamu sebelum tidur dan merasakan sesuatu yang bergerak dari dalam dada, menjalar ke sekujur tubuh, dan aku merasa pasrah, gelisah. Aku benci untuk berpikir aku bisa begini terus semalaman, tanpa harus tidur. Cukup begini saja.

Aku benci ketika kamu menempelkan kepalamu ke sisi kepalaku, saat kamu mencoba untuk melihat sesuatu di handycam yang sedang aku pegang. Oh, aku benci kenapa ketika kepala kita bersentuhan, aku tidak bernapas, aku merasa canggung, aku ingin berlari jauh. Aku benci aku harus sadar atas semua kecanggungan itu, tapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Aku benci ketika logika ku bersuara dan mengingatkan, “Hey! Ini hanya ketertarikan fisik semata, pada akhirnya kamu akan tahu, kalian berdua tidak punya anything in common,” harus dimentahkan oleh hati yang berkata, “Jangan hiraukan logikamu.”

Aku benci harus mencari-cari kesalahan kecil yang ada di dalam diri kamu. Kesalahan yang secara desperate aku cari dengan paksa karena aku benci untuk tahu bahwa kamu bisa saja sempurna, kamu bisa saja tanpa cela, dan aku, bisa saja benar-benar jatuh hati kepadamu.

Aku benci jatuh cinta, terutama kepada kamu.
Demi Tuhan, aku benci jatuh cinta kepada kamu.
Karena, di dalam perasaan menggebu-gebu ini, di balik semua rasa kangen, takut, canggung, yang bergumul di dalam dan meletup pelan-pelan…

aku takut sendirian

Sumber—> Raditya Dika

Kalau Aku Punya Pacar

Kalau aku punya pacar..
tingginya pasti lebih dariku
sehingga aku akan mengadahkan kepalaku untuk
memandangnya. atau hampir setinggi aku, tak apa, yang
penting aku tahu ia menyukaiku sebesar aku menyukainya.

Kalau aku punya pacar..
ia akan tertawa di bahuku dan aku
akan menenangkannyadengan mengelus rambutnya yang halus.

Kalau aku punya pacar..
ia adalah orang senang
tertawa, menyukai humor dan selalu menertawai diriku. ia pikir
akulah yang selalu membuat dirinya tertawa. ia akan menepuk
kursi di sebelahnya, menyuruhku untuk duduk di sampingnya,
dan menawarkan kue kismis. dan aku akan berkata bahwa aku
tidak suka kismis.

Kalau aku punya pacar..
ia akan bertanya dengan lantang
dan polos apa benar aku aku sudah berumur tujuh belas tahun.
dan aku akan menjawabnya dengan tak kalah sewot bahwa aku
sudah berumur tujuh belas. lalu kami tertawa bersama.

Kalau aku punya pacar..
ia bukan seorang porno. ia menghormatiku
sebagai perempuan, ia akan berlaku sebagaimana seorang
gentlemen memperlakukan wanita.


Kalau aku punya pacar..
aku akan memeluknya ketika aku duduk
di belakang punggungnya di atas motor.

Kalau aku punya pacar..
ia akan mengetahui segala tentangku
padahal sepertinya ia tidak pernah terlihat mencari tahu sesuatu.
ia akan mengetahui nomor sepatuku, ukuran bajuku, kebiasaan-
kebiasaanku, bahkan makanan kesukaan ibuku.

Kalau aku punya pacar..
ia akan senang begitu aku menyelesaikan
sebuah cerita pendek, cerita panjang atau novel. ia tidak
berlebihan, ia akan memuji dan memberi masukan dengan kata-kata
yang lembut.

Kalau aku punya pacar..
mungkin kami akan bertengkar sebentar.
tapi kami berusaha untuk cepat-cepat mendiskusikannya, membuatnya
lebih baik, dan saling memaafkan. karena kami tak mau kehilangan
satu sama lain.

Kalau aku punya pacar..
kami akan saling merindukan.


Kalau aku punya pacar..
ia adalah seorang yang romantis, sebagaimana
diriku. ia mungkin akan memberiku bunga dan coklat. tapi ia pun
suka menyelipkan sesuatu ke dalam barang-barangku. entah itu
kalung selama ini kuinginkan atau hanya sebuah pajangan kecil dengan
tulisannya yang berbunyi ‘let me ur blanket when your heart is cold’.

Kalau aku punya pacar..
ia adalah seseorang yang suka memberi kejutan.
tapi bukan kejutan yang mengerikan, karena ia tahu aku benci dengan
hal-hal yang berbau horror. ia tidak suka melihatku menangis. ia
akan memelukku, membiarkanku tenang, lalu mengajakku jalan-jalan
ketika aku bersedih. sebaliknya, ia akan ikut tertawa jika aku
tertawa.

Kalau aku punya pacar..
tangannya tidak akan memiliki otot-otot besar
seperti binaragawan. tubuhnya sedang, sebagaimana diriku.

Kalau aku punya pacar..
keluarganya akan menerimaku dengan hangat.
seluruh anggota keluarganya akan mengenalku dan mengajakku makan
malam bersama setelah berbuka puasa.

Kalau aku punya pacar..
aku akan senang sekali menunggunya ketika
ia sholat jum’at.
 dan aku akan senang melihatnya memakai baju koko,
atau tidak juga tidak apa-apa. tapi di tangannya ada sebuah sajadah
yang dibawanya.

Kalau aku punya pacar..
ia akan terlihat sangat tampan ketika memakai
jas.


Kalau aku punya pacar..
aku akan membuat diriku lebih dewasa dalam
berpikir.
 aku akan belajar bagaimana menghargai orang lain, mencoba
mengurangi sifat egoisku dan memahami perasaaan orang lain.

aku akan menunggunya, ia yang telah disiapkan oleh Tuhan.
ia yang mempunyai separuh hatiku, ia yang terbaik dari semua
laki-laki yang pernah kutemui. ia ada di suatu tempat, entah itu
ribuan kilo jauhnya dari sini, atau mungkin hanya beberapa langkah
dan tepat di mataku. ia disana untuk kutemukan …

belahan jiwaku

*co-pas —> majalah gadis

Never Dream

All my life, I never really dream of meeting someone who would understand me by the heartbeat, warm my heart with just a smile; talk into it without words. But I met you. You were, everything that I was never ready for. You were, everything that my heart tried so hard to disprove. You were, perhaps, a different kind of flavor of my life. Bitter, sweet, and brief.

Tutorial Hijab

Let's watch carefully girls! ;)